Rabu, 04 Desember 2013

sistem kepercayaan awal indonesia

    Kepercayaan Terhadap Roh Nenek Moyang
Perkembangan system kepercayaan pada masyarakat Indonesia berawal dari kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan. Pada goa-goa ditemukan sisa budanya, berupa alat-alat kehidupan.Kadang ditemukan tulang belulang manusia yang telah dikuburkan didalam goa-goa. Dari hasil penemuan itu, diketahui pada waktu itu orang sudah mempunyaipandangan tertentu tentang kematian. Orang sudah mengenal penghormatan terhadap orang yang sudah meninggal.
Orang yang meninggal dianggap pergi ke suatu tempat yang lebih baik. Orang mulai berpikir bahwa orang yang meninggal berbeda dengan orang yang masih hidup. Penguburan kerangka manusia didalam goa-goa merupakan wujud penghormatan kepada orang yang meninggal, penghormatan kepada orang yang telah meninggal, penghormatan kepada orang orang yang telah pergi atau menghormati roh.
Hasil peninggalan budaya sejak masa bercocok tanam, berupa bangunan-bangunan megalitikum dengan fungsinya sebagai tempat pemujaan / penghormatan kepada roh nenek moyang. Masyarakat pada saat itu sudah menghormati orang yang sudah meninggal. Pemberian bekal kubur dimaksudkan sebagai bekal menuju kealam lain. Dapat disimpulkan bahwa sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha, masyarakat Indonesia telah memberikan penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang.

2.      Kepercayaan Bersifat Animisme
Animism merupakan suatu kepercayaan masyarakat terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Didasari oleh berbagai pengalaman dari berbagai masyarakat yang bersangkutan.Masyarakat banyak yang percaya bahwa sebilah keris pusaka memiliki roh sehingga benda-benda seperti itu dianggap dapat memberi petunjuk tentang berbagai hal yang berkembang dalam masyarakat.

3.      Kepercayaan Bersifat Dinamisme
Dinamisme merupakan sautu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Didasari oleh suatu pengalaman yang bersangkutan. Misalnya, sebuah batu cincin dipandang memiliki kekuatan untuk melemahkan lawan. Sehingga ketika batu cincin itu dipakai, maka lawan-lawannya tidak akan sanggup menghadapinya.

4.      Kepercayaan Bersifat Monoisme
Monoisme adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pola piker manusia sudah mulai berkembang, sehingga manusia percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta beserta isinya. Oleh karena itu, manusia wajib melestarikan alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, atau menjaga keseimbangan alam agar dapat menjadi tumpuan hidup manusia.


Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, maka masyarakat Indonesia mempercayai adanya kekuatan diluar diri mereka. Hal ini juga tidak terlepas dari kehidupan mereka. Meraka hidup bergotong-royong. Dalam suasana untuk saling memahami, saling menghargai, tolong-menolong dan bertanggung jawab, maka munculah faktor baru, yakni pemimpin. Yang memegang pimpinan adalah kepala adat yang dianggap mamiliki kelebihan dari yang lain. Ia harus melindungi anggota kelompoknya sehingga tercipta kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman, sifat kerja sama antara masyarakat. Pemimpin membentuk asosiasi yangkuat. Memunculkan kepercayaan, yakni memuja roh nenek moyang, memuja roh jahat dan roh baik bahkan mereka percaya bahwa setiap benda memiliki roh. Dengan demikian muncullah animism, dinamisme, dan monoisme
posted by tri anugrah
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar