Rabu, 04 Desember 2013

diferensiasi sosial

DIFERENSIASI SOSIAL MASYARAKAT

15 Mei 2013 pukul 19:40
A.  Pengertian Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan ciri-ciri tertentu[1]. Perbedaan itu tidak dapat di klasifikasikan secara bertingkat seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi yaitu lapisan tinggi.lapisan menengah dan lapisan rendah. Pengelompokan horizontal yang didasarkan pada ras,etnis,dan agama disebut kemajemukan sosial sedangkan perbedaan yang didasarkan pada profesi dan jenis klamin di sebut heterogenitas sosial[2]. Ternyata setelah saya amati dengan baik ternyata ada banyak sekali perbedaan yang dapat kita jumpai seperti perbedaan ras,agama,suku bangsa dan budaya.

B.   Wujud Diferensiasi Sosial
Hal yang membedakan antar kelompok manusia sangat beragam bentuknya dan terus berkembang dari masa-kemasa. Secara sistematis perbedaan sosial berdasarkan sumbernya dapat dipilah sebagai berikut : alamiah seperti halnya perbedaan ras,jenis kelamin,usia dan intelegens sosial ( dipengaruhi oleh konstruksi sosial atau budaya ) seperti halnya : etnis,gender,agama dan kebudayaan[3].
tentu saja perbedaan-perbedaan tersebut sangat sering kita jumpai dalam kehidupan kita baik kita sadari ataupun tidak kita sadari.

C.  Konsekuensi Diferensiasi Sosial
Sepanjang perkembangan diferensiasi sosial tetap funsional dan saling mengisi ketidakpuasan dan perselisihan dimasyarakat kecil akan mudah untuk terjadi[4]. Tetapi ketika perbedaan dan perbenturan kepentingan mulai muncul serta ditambah lagi dngan semakin menguatnya ikatan-ikatan primordial dalam suatu masyarakat maka hal tersebut akan memicu terjadinya konflik dalam masyarakat. Bahkan konflik ini dapat menyebabkan konflik terbuka seperti halnya yang terjadi di Ambon,Poso dan lain sebgainya.

D.  Pengertian dan Penyebab Disorganisasi SOSIAL
   Disorganisasi Sosial merupakan kebalikan dari Organisasi Sosial bahkan tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa untuk memahami konsep disorganisasi sosial perlu pula memahami konsep Organisasi Sosial. Organisasi Sosial ditandai oleh adanya hubungan yang harmonis antara elemen yang berbeda dalam suatu sistem sosial[5]. Hal yang sebaliknya dapat digunakan untuk mendefiniskan Disorganisasi Sosial yaitu apabila proses interaksi sosial dan fungsi yang efektif dari kelompok terpecah atau dapat juga dikatakan proses terpecahnya hubungan antar kelompok dalam suatu masyarakat[6].

  1.  Penyebab Terjadinya Disorganisasi Sosial
Dalam suatu masyarakat, sering kali terjadi proses disorganisasi sosial, terjadinya disorganisasi sosial sekurang-kurangnya disebabkan oleh 3 faktor :
a.  Faktor Politik
Hubungan antar kelompok yang semula hidup rukun suatu saat bisa berubah menjadi penuh konflikketika di dalamnya di beri muatan politik.

b.   Faktor Ekonomi
Perbedaan antar kelompok bisa berubah menjadi permusuhan atau sikap antipati ketika perbedaan antara masing-masing kelompok itu bersejajaran dengan kesenjangan kelas ekonomi.

c.   Faktor Sosial Budaya
Yang dimaksud faktor sosial budaya di sini terutama adanya ikatan primordialisme antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atas dasar solidaritas etnis, ras, kelas, perbedaan budaya.


E.  Timbulnya Konflik 
 Konflik adalah keadaan dimana interaksi tidak berlangsung menurut nilai dan norma sehingga terjdi pertentangan atu pertikaian atas dasar berbagai kepentingan yang berbeda[7]. Konflik merupakan proses atau keadaan dimana dua pihak atau lebih berusaha menggagalkan tujuan pihak lain kerena ada perbedaan pendapat, atau tuntutan-tuntutan masing-masing pihak.
Dalam hal ini diferensiasi sosial bisa juga menimbulkan suatu konflik seperti contoh di poso yaitu konflik antar agama. Konflik semacam ini bisa terjadi karena tidak adanya perasaan paling benar mengenai agama yang dianut oleh masing-masing pihak. Mereka berusaha menggagalkan tujuan/usaha dari etnik lain yang mempunyai kebudayaan berbeda.

F.    Upaya Mengurangi Konflik 
Konflik dapat dikatakan merupakan suatu yang sementara sifatnya. Jika suatu konflik dapat diatasi, maka masyarakat dapat kembali kearah integrasi dan keteraturan.
Konflik pada dasarnya bukan suatu hal yang diinginkan. Oleh karena itu, jika terjadi konflik dalam suatu kelompok atau masyarakat, mereka harus segera diatasi. Cara-cara untuk mengatasi konflik:
a.  Memaksa pihak-pihak yang bertikai untuk segera mengakhiri konflik
b.  Memaksa pihak-pihak yang bertikai untuk berunding
c.   Menggunakan jasa mediator (penengah)
d.   Meminta bantuan pihak ketiga
e.  Mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai demi tercepainya tujuan bersama yang diprakarsai penitia tetap
f.    Menganjurkan bertoleransi kepada kelompok-kelompok sosial yang berbeda
g.   Mengadakan gencatan senjata
h.   Membawa kasus ke pengadilan
i.     Penyesuaian kembali[8]


G. Contoh Diferensiasi Sosial Dalam Masyarakat 
  Contoh diferensiasi sosial yaitu diferensiasi yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Kota adalah contoh wilayah yang memiliki keragaman diferensiasi dalam berbagai hal seperti agama, aliran agama, pekerjaan, jenis kelamin, usia, etnik, kebudayaan, dan lain sebagainya.Wujud diferensiasi sosial yang terjadi di desa Ringianyar yaitu: 
a.  Agama: Islam & Kristen
b.  Aliran agama: Nahdlatul Ulama’& Muhammadiyah
c.  Jenis kelamin: Laki-laki & Perempuan
d.   Pekerjaan: pertani padi, petani lombok, petani jagung, petani tomat, petani tebu dan lain sebagainya
e.  Usia: Balita, Anak-anak, Remaja, Dewasa, Tua
f.   Etnik: Jawa, Cina, & Thailand
g.  Kebudayaan: Jawa, Islam Jawa (dianut masyarakat NU), Islam Arab (dianut masyarakat Muhammadiyah), Konghuchu (dianut masyarakat Cina), Kristen (dianut masyarakat kristen).

Dalam diferensiasi sosial tidak jarang menimbulkan suatu dampak negatif seperti konflik sosial dan perpecahan[9]. Pada masyarakat, untuk mengurangi dampak tersebut ditumbuhkan rasa toleransi yang tinggi pada masyarakat dengan cara saling menghormati dan tidak mengganggu jalannya masing-masing perbedaan selama tidak bertentangan keras/merugikan masyarakat secara umum. Dalam masyarakat yang heterogen seperti ini tidak jarang menimbulkan suatu konflik sosial. Contoh konflik sosial yang kami anngkat dalam kasus ini yaitu konflik yang terjadi antara aliran agama Islam Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah.
Konflik soaial ini dapat terjadi karena perbedaan kebudayaan/pandangan yang mereka anut.
Dalam Nahdlatul Ulama’ mempunyai kebudayaan mendo’akan orang yang sudah meninggal seperi tujuh harian, empat puluh harian, seribu harian, dan haul. Namun dalam Muhammadiyah tidak terdapat acara semacam ini. Dari perbedaan inilah timbul suatu konflik karena antar pengikut aliran saling mengejek/menghina satu sama lain. Pengikut Nahdlatul Ulama’ menghina pengikut muhammadiyah karena membiarkan keluarganya yang telah meninggal tanpa diadakan selamatan (tahlilan) seperti hewan yang dibiarkan saja meninggal. Dan sebaliknya pengikut Muhammadiyah juga mengejek/menghina pengikut Nahdlatul Ulama’ acara tahlilan/do’a kepada orang yang telah meninggal itu merupakan suatu yang Bid’ah dan haram hukumnya. Karena saling menghina satu sama lain akhirnya timbullah konflik diantara ke-2 aliran agama Islam ini.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi konflik dalam kasus ini yaitu harus adanya toleransi yang tinggi diantara kedua belah pihak. Tidak boleh ada perasan paling benar diantara kedua belah bihak, kerena suatu keyakinan merupakan suatu yang paling benar menurut penganut keyakinan itu sendiri. Dan itu tidak dapat dipaksakan satu sama lain. Sehingga upaya untuk mengurangi konflik agar konflik tidak semkin meluas diantara kedua belah pihak yaitu dengan mengedepankan perasaan saudara (integrasi) sebagai sesama penganut agama Islam.



KESIMPULAN

Diferensiasi Sosial adalah pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan ciri-ciri tertentu,sehingga diantara perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam diferensisasi sosial ini mempunyai tingkat derajad yang sama dianatara berbagai macam perbedaan tersebut. Contoh dari diferensiasi sosial yaitu ras,etnis,agama profesi dan lain sebagainya. Dalam diferensiasi sosial yang ada tak jarang menimbulkan konflik yang ada dalam masyarakat karena adanya perbedaan kepentingan antar golongan kelompok masyarakat sehingga untuk menekan konflik tersebut di butuhkan adanya rasa toleransi yang tinggi dalam masyarakat.
        Kemajemukan masyarakat ini seharusnya dapat memberikan efek yang positif andai saja para pemimpin negeri ini dapat memanag berbagai macam tersebut untuk mencapai integrasi nasional bangsa demi melaksanakan tujuan nasional Indonesia.
posted by tri anugrah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar